Sabtu, 10 September 2016

Terima Kasih Kegagalan

Setiap orang diciptakan atas dasar ketertarikan yang berbeda-beda, seperti aku misalnya. Ketertarikanku akan suatu hal jelas berbeda dengan orang lain. Jika aku suka buah apel, maka orang lain belum tentu menyukainya. Namun bagaimana jika ketertarikan pada banyak hal menyeret satu orang pada sebuah ambisi yang gila? Sepertinya akan pusing bukan kepalang. Inilah yang saat ini aku rasakan.
Aku begitu mudah tertarik pada suatu yang baru dan menantang. Dulu, aku suka melihat orang membaca buku. Ambisi mengikuti kegiatan itu lantas muncul begitu saja. Bahkan, lebih gila dari itu. Aku berambisi untuk mendapatkan perpustakaan pribadi agar aku bisa bermanja-manja di rumah dengan sajian banyak buku menarik. Tidak hanya sampai situ, aku begitu berambisi mengikuti jejak para inisiator pendidikan. Hal ini pula yang membuatku “holic” pada kegiatan kependidikan. Pak Anis Baswedan adalah salah satu idolaku. Dari sini, banyak sekali target yang ingin aku capai. Tidak mungkin pula aku menuliskannya disini. Semuanya masih sebatas rencana dan usaha. Pertanyaannya adalah apakah aku bisa mendapatkan semua itu?
Keberhasilan akan datang dengan usaha. Setelah menilik mengenai apa saja yang ingin dilalui. Sekarang tinggal bagaimana mendapatkannya satu persatu. Terserah kita mau menarget setinggi apapun itu, asal jangan lupa untuk bersikap rasional. Bahwa apa yang kita tuju belum tentu akan tercapai.
Aku sudah akrab dengan kegagalan. Dari sekian banyak usaha, aku sudah kenyang dengan kegagalan. Aku sering depresi dengan keadaan ini. Saat otak bekerja keras berpikir, badan tetap saja menemui titik lemahnya. Aku sering sakit, selama pesakitan pun aku selalu berpikir tentang apa yang akan aku lakukan selanjutnya. Hidup ini adalah perjalanan. Sekali gagal, itu hanya jeda hingga aku kembali berjuang. Aku tetap sadar tentang target yang ingin ku raih, namun aku harus tetap mawas diri bahwa porsi seseorang telah diatur.
Terimakasih pada kegagalan.  Kau mengajarkanku banyak hal. Ku harap kau lekas bosan menemaniku. Aku ingin seorang lain, tuan keberhasilan. Kau masih digdaya saat ini. Namun aku yakin, semuanya akan berbalas. Meski tidak melulu keberhasilan besar, setidaknya aku pernah mencoba. Tetap semangat!!!!


10-09-2016

0 komentar:

Posting Komentar