Senin, 19 September 2016

Perbedaan Learning Dan Acquiring

Pernahkah kita berfikir bagaimana proses kita bisa melakukan beberapa kegiatan yang sering kita lakukan? Misalnya berjalan, memasak, menaiki sepeda, memanjat pohon, bahkan bersiul dengan merdu. Kita jarang sekali memperhatikan hal tersebut. Pertanyaannya adalah apakah pencapaian kegiatan tersebut melalu proses pembelajaran? Atau mungkin kita serta merta bisa melakukannya atau yang sering disebut keterampilan alami (pembawaan).

Dari sini, kita akan belajar bersama membedakan antara belajar (learning) dan keterampilan (acquire). Sebagai seorang pendidik maupun peserta didik, kita selaiaknya bisa membedakan kedua istilah tersebut agar nantinya proses belajar yang kita lakukan semakin optimal.

Learning adalah suatu proses memasukkan informasi kedalam diri demi tujuan berubahnya suatu sudut pandang pengetahuan. Sedangkan keterampilan adalah kecakapan diri dalam melakukan suatu kegiatan.

Untuk mempermudah penjelasan, saya akan membagi kedua istilah tersebut dalam  tabel dibawah ini.

To Learn
To Acquire
Cognitive
Psycomotoric
Formal situation
Informal situation
Based on the rule
Natural
Obligatory
Willingness
Depends on the attitude
Depends on the attitude
Conscious
subconscious
One particular time
Through time
Structural
Nonstructural

·         Cognitive Vs Psycomotoric

Pembelajaran fokus pada aspek kognitif seseorang. Ruang lingkup aspek kognitif meliputi pendeskripsian, penganalisisan, suatu objek. Contohnya orang Indonesia yang lahir di negara Indonesia dalam penguasaan bahasa Inggrisnya akan melewati proses kognitif. mereka harus mempelajari kata perkata dan menyusunnya kedalam sebuah kalimat berdasarkan pada tata bahasa Inggris yang benar. Di sisi lain, mereka tidak melalui proses belajar dalam penguasaan bahasa ibu (bahasa Indonesia). Mereka cenderung menirukan kata-kata yang sudah sering mereka dengar sejak kecil. Perilaku inilah yang merangsang psycomotoric berfungsi dominan. Jadi, orang Indoenesia berbicara bahasa Indonesia adalah sebuah keterampilan.

·         Formal Vs Nonformal

Proses belajar umumnya berlangsung secara formal, dalam artian terjadwal,terkontrol, bahkan di bawah naungan instansi. Contohnya seorang murid akan dikatakan sedang melakukan proses belajar bila ia sedang mendapatkan pelajaran di dalam kelas. Berbeda halnya dengan keterampilan. Keterampilan cenderung berlangsung secara nonformal. Pendek kata, seseorang yang bisa mengayuh sepeda tidak bisa dikatakan belajar selama dia tidak tahu teori tentang gaya. Melainkan orang tersebut melakuakan sebuah proses imitasi dan dilakukan secara berulang-ulang. Sehingga orang tersebut mahir dalam bersepeda.

·         Obligatory Vs Willingness

To learn cenderung terjadi karena adanya aturan nilai. Contohnya, seseorang yang awalnya tidak bisa mengemudi mobil lalu masuk ke lambaga pelatihan harus mengikuti instruksi dari tutor. Segala bentuk regulasi yang ditetapkan oleh pihak lembaga mesti ditaati. Lain halnya keterampilan yang terjadi secara natural atau alamiah. Contohnya, anak kecil yang mencoba berjalan. Ia tidak perlu mendapatkan beberapa aturan dalam berjalan. Kesemuanya berjalan secara alami karena adanya kebutuhan untuk bisa berpindah tempat.

·         Conscious Vs Subconscious

To learn adalah sebuah proses yang dilakukan secara kesadaran penuh. Dalam hal ini, proses belajar memang dilakukan untuk mendapatkan kebutuhan pengetahuan secara kompleks. Contohnya kita bisa saja mengendarai sepeda motor tanpa belajar. Namun, bila kita ingin mengetahu kenapa motor bisa digerakkan, bagian mesin mana yang membuat motor menyala, maka kita harus mempelajarinya secara kesadaran penuh. Di sisi lain, keterampilan datang tanpa kesadaran penuh. Contohnya, wanita bisa sangat terampil mengiris bawang merah secara tipis-tipis. Mereka tidak mengupayakan pengetahuan kenapa bisa terampil seperti itu. Mereka hanya cenderung melakukannya secara berulang. Hal inilah yangk mengakibatkan mereka sangat terampil dalam mengiris bawang merah.

·         One Particular Time Vs through time

Proses belajar tidak dilakukan secara continu bila sudah mendapatkan jawaban dari kebutuhan pertanyaan. Misalnya kita ingin mempelajari kenapa terjadi siang dan malam. Kita akan mencoba menguak misteri soal rotasi bumi. Kejadian ini tidak akan berlangsung secara kontinu. Setelah berhasil memahami faktornya, selebihnya hanya proses mengingat. Berbeda dengan keterampilan. Kita bisa menulis, membaca. Hal ini adalah sebuah keterampilan yang senantiasa kita lakukan terus menerus. Dan kegiatan ini berlangsung sepanjang waktu.

·         Structural Vs Nonstructural

Kita saat ini bisa membaca dengan lancar. Tapi sebelum kita mendapatkan kecakapan itu, pastilah kita belajar mengenai simbol alfabet yang kemudian bisa kita rangkai menjadi sebuah kata, frasa, maupun kalimat. Ini lah proses belajar yang structural. Sedangkan pada keterampilan, kita tidak perlu mengurutkan kegiatan secara mendasar. Contohnya, kita bisa mengayuh sepeda dengan mahir, juga kita mahir menyetir mobil. Bukan berarti untuk bisa menyetir mobil kita harus mahir bersepeda dahulu. Inilah yang dinamakan keterampilan bersifat nonstrukutural.


            Jadi, sekarang kita bisa membedakan sebuah kegiatan apakah itu termasuk bagian dari proses belajar atau malah keterampilan. Semoga dengan adanya pengetahuan tentang perbedaan ini, kita bisa semakin mengoptimakan diri agar mampu menambah kualitas diri. 

0 komentar:

Posting Komentar