Mengenal Sifat-sifat Khas Kepribadian Manusia
Dalam proses pendidikan, perlu
kiranya mengenal kepribadian peserta didik. Hal ini berdasarkan pada kenyataan
yang menunjukkan bahwa kepribadian manusia sangat beragam, mungkin sama
banyaknya dengan jumlah orang.
Dalam psikologi kepribadian, ada
dua macam pendekatan mengenai kepribadian. Pertama, beberapa ahli berusaha
menggolongkan manusia kedalam beberapa tipe-tipe tertentu, karena mereka berasumsi
cara itulah yang paling efektif dalam mengenal sesama manusia dengan baik.
Kedua, beberapa ahli berpendapat bahwa pendekatan yang paling efektif adalah
dengan mengenal manusia menurut apa adanya. Bagi mereka, melakukan klasifikasi
tipe manusia sama saja menyembunyikan kekhususan sifat-sifat mereka.
Beberapa ahli yang menggunakan
pendekatan pertama misalnya Hippocrates-Galenus, ahli-ahli dari mazhab Italia,
mazhab Perancis,Krestchmer. Lebih jauh, ada Sheldon, Kant, Heymans, Ewald,
Spranger, dan masih banyak lagi. Di sisi lain, beberapa ahli yang menempuh cara
kedua yakni antara lain Freud, Adler, Jung, Lewin, Allport, dan lainnya.
- · Teori Hippocrates
Hippocrates (460-370) berpendapat, bahwa di
dalam tubuh manusia terdapat sifat yang didukung cairan-cairan pokok. Keempat
unsur pokok tersebut yaitu tanah, air, angin, dan api. Tanah mendukung sifat
kering, air mendukung sifat basah, angin mendukung sifat dingin, dan api
mendukung sifat panas.
- · Galenus
Galenus menyempurnakan teori Hippocrates karena
adanya penyimpangan pada perbandingan cairan yang mengakibatkan kelainan. Galenus
juga menyebutkan manusia terdiri atas empat elemen pokok, yaitu chole,
melanchole, phlegma, dan sanguis. Kenyataannya, penyimpangan selalu
terjadi pada perbandingan cairan. Salah satu cairan itu adanya lebih dari yang
seharusnya, yang disebut dominan. Dominan menyebabkan adanya sifat kejiwaan
tertentu. Sifat kejiwaan ini disebut temperament.
untuk
penjelasan lebih lanjut, perhatikan tabel dibawah ini.
Cairan badan yang dominan
|
Prinsip
|
tipe
|
Sifat-sifat khasnya
|
Chole
|
Tegangan (tension)
|
Choleris
|
Hidup, besar semangat, kerja keras, daya
juang besar, hatinya mudah terbakar, optimis
|
Melanchole
|
Penegaran (regidity)
|
Melanholis
|
Mudah kecewa, daya juang kecil, muram,
pesimistis.
|
Phlegma
|
Pkastisitas ( adaptation)
|
Phlegmatis
|
Tak suka terburu-buru (calm), tak mudah
dipengaruhi, setia.
|
Sanguis
|
Ekspansivitas (terbuka)
|
Sanguinis
|
Hidup, mudah berganti haluan, ramah, lekas
bertindak juga lekas berhenti.
|
Dalam
perkembangannya, beberapa ahli menekankan segi kejasmanian saja sampai lahirlah
tipologi yang berdasarkan konstitusi. Beberapa yang lain menekankan pada
kejiwaannya saja sampai melahirkann tipologi yang berdasar temperamen.
- · Tipologi Mazhab Italia.
Viola
menemukan tiga tipe manusia berdasarkan atas keadaan tubuhnya.
v Microplanchnis (ukuran
menegak relatif dominan, sehingga orangnya terlihat tinggi jangkung).
v Makroplanchnis (ukuran
mendatarnya relatif dominan, sehingga orangnya terlihat pendek dan gemuk).
v Normoplanchnis (ukuran
menegak dan mendatarnya seimbang, sehingga bentuknya bermacam-macam beralas
pada keturunan.
- · Tipologi Mazhab Perancis.
Sigaud
berpendapat, keadaan serta bentuk manusia ditentukan oleh lingkungan. Di bawah
ini macam-macam lingkungan yang menimbulkan reaksi yang bermacam-macam.
v Lingkungan udara menjadi
sumber reaksi respiratoris.fungsi yang dominan yakni pernafasan. Kenampakannya
antara lain, thorax dan leher lebih besar dari pada yang lain.
v Lingkungan berwujud
makanan menjadi sumber reaksi digestif. Fungsi yang dominan yakni pencernaan.
Kenampakannya antara lain, thorax pendek besar, mata besar, pinggang besar.
v Lingkungan berwujud
keadaan alam menjadi sumber reaksi-reaksi muskuler.fungsi yang dominan yakni
motorik. Kenampakan ciri jasmaninya antara lain, organ berkembang secara
selaras, muka penuh, badan kokoh.
v Lingkungan berwujud
keadaan sosial menjadi sumber reaksi-reaksi cerebral.
Fungsi
yang dominan yakni susunan syaraf sentral. Kenampakannya antara lain dahi
menonjol ke depan, mata bersinar, daun telinga lebar.
- · Tipologi Kretschmer
Kretschmer
melihat, bahwa manusia memiliki tiga tipe menurut keadaan jasmaninya.
v Tipe piknis. Tipe ini
memiliki ukuran mendatarnya lebih daripada keadaan biasa, sehingga orang
terlihat pendek gemuk. Salah satu sifatnya yaitu, badan agak pendek, leher
pendek, perut besar, dan bahu tidak lebar.
v Tipe leptosom. Tipe ini
memiliki ukuran menegaknya lebih daripada biasanya, sehingga orangnya terlihat
tinggi jangkung. Sifat-sifat khas tipe ini yaitu, badan kurus jangkung, muka
bulat telur, berat relatif kurang.
v Tipe atletis. Tipe ini
memiliki ukuran menegak dan mendatarnya dalam perbandingan yang seimbang,
sehingga tubuh terlihat selaras. Salah satu sifat tipe ini adalah badan kokoh,
bahu lebar.
v Tipe displatis. Tipe ini
memiliki ukuran menyimpang dari ukuran yang disebutkan di atas. Kretschmer
menganggap tipe ini adalah tipe yang menyimpang dari konstitusi normal.
Kretschmer juga melihat tipe manusia menurut
temperamennya. Manusia digolongkan menjadi dua golongan, yaitu.
v Tipe schizothym
Tipe
ini biasanya sukar sekali mengadakan kontak langsung dengan dunia luar, suka
menyendiri, hidup dengan dirinya sendiri.
v Tipe cyklothym
Tipe
ini berkebalikan dengan tipe schizothym. Tipe ini mudah sekali bergaul, ramah,
dan biasanya memiliki rasa empati yang tinggi.
Hubungan antara keadaan jasmani dan temperamen
dapat dilihat sebagai berikut.
v Orang berkonstitusi piknis
kebanyakan bertemperamen cyklothym.
v Orang yang berkonstitusi
leptosom, atletis, dan displatis kebanyakan bertemperamen schizothym.
- · Teori Sheldon
Sheldon
mengungkapkan, bahwa kepribadian manusia itu terdiri atas komponen-komponen.
Komponen-komponen tersebut, yakni komponen kejasmanian, temperamen, dan
psikiatris.
v Komponen kejasmanian
Komponen ini terdiri atas kejasmanian primer
dan sekunder. Untuk kejasmanian primer, tipe kepribadian manusia dibedakan
menjadi tiga, yaitu endomorphy, mesomorphy, dan ectomorphy. Sedangkan komponen
jasmani sekunder, kepribadian dibedakan menjadi tigam yakni dysplasia,
gynandromorphy, texture.
Ø Kejasmanian primer
endomorphy berarti komponen endommorphynya tinggi dibandingkan dua lainnya. Tipe ini ditandai sistem digesif berperan
penting, seperti gemuk, berat badan relatif kurang.
Ø Kejasmanian primer
mesomorph berarti komponen mesomoprh nya tinggi dibanding dua lainnya. Bagian
tubuh dari mesodorm relatif dominan, seperti kuat, otot kelihatan, tahan sakit.
Ø Kejasmanian primer
ectomorph biasanya bagian tubuh yang berasal dari ectoderm berkembang, yaitu
kulit, sistem saraf seperti jangkung, dada pipih.
Ø Kejasmanian sekunder
dysplasia berhubungan dengan ectomoprhy, dan lebih banyak pada wanita. Beberapa
penelitian menyebutkan bukti dysplasia sering terjadi pada penderita psychosis
pada mahasiswa.
Ø Kejasmanian sekunder
gynandromorphy itu menunjukkan sejauh mana jasmani memiliki sifat yang terdapat
pada jenis kelamin yang berlainan. Semisal ada laki-laki memiliki kadar “g”
yang tinggi, maka dia akan memiliki tubuh yang lebut, pinggul besar.
maksimalnya pencapaian komponen ini adalah banci.
Ø Kejasmanian sekunder
texture komponen yang menunjukkan bagaimana orang itu tampaknya keluar.
v Komponen Temperamen
Komponen
temperamen memiliki tiga macam tipe dominasi komponen.
Ø Tipe viscerotonis.
Yaitu
sifat yang dicangkupnya berhubungan dengan anatomi dan fungsi alat-alat
digestif. Contohnya sikapnya rileks, suka akan hiburan, gemar makan, tidurnya
nyenyak.
Ø Tipe somatotonis
Yaitu
sifat yang dicakupnya berhubungan dengan fungsi dan anatomi somatis atau
berkenaan dengan otot dan tulang. Orang yang memiliki sifat ini suka melakukan
pelbagai hal yang menggunakan otot. Sikap temperamennya antara lain gagah,
perkasa, berterus terang, dan suara lantang.
Ø Tipe cerebrotonis
Yaitu
sifat orang dengan tipe ini melakukan aktivitas pokoknya dengan perhatian
dengan sadar, dan inhbisi kegiatan jasmaniyah. Sikap temperamennnya antara
lain, ragu-ragu, kurang percaya diri, tampak lebih muda dari sebenernya, dan
kurang berani bergaul.
v Komponen psikiatris
Sheldon
juga mengungkapkan komponen-komponen pada sakit kejiwaan. Adapun komponen
tersebut yaitu :
Ø Affective
Bentuk
ekstremnya terdapat pada penderita psikosis jenis manis-depresif.
Ø Paranoid
Bentuk
ekstremnya terdapat pada penderita paranoid, berangan-angan terlalu jauh dari
kenyataan
Ø Heboid
Bentuk
ekstremnya terdapat pada para penderita gebephrenia (antisosial).
Beberapa ahli juga memaparkan tipologi
berdasarkan keadaan kejiawaan semata.
- · Tipologi Plato
Plato membagi bagian jiwa menjadi tiga bagian,
yaitu :
Ø Pikiran (logos)
berkedudukan di kapala. Logos memunculkan manusia yang dikuasai oleh pikir.
Ø Kemauan (thumos)
berkedudukan di dada. Thumos memunculkan manusia yang dikuasa oleh kemauan.
Ø Hasrat (epithumid)
berkedudukan di perut. Epithumid memunculkan manusia yang dikuasai oleh hasrat.
- · Tipologi Queyrat
Queyrat
menyusun tipologi atas dasar daya-daya jiwa, yakni daya kognitif, afektif, dan
konatif. Berdasarkan komponen mana yang dominan, Queyrat membaginya kedalam
beberapa tipe.
Ø Salah satu daya yang
dominan
Tipe
meditatif (kognitif dominan), tipe emosional (afektif dominan), dan tipe aktif
(konatif dominan).
Ø Dua daya dominan
Tipe
meditatif-emosional atau sentimental ( kognitif dan afektif), tipe
aktif-emosional atau garang (konatif dan afektif), dan tipe aktif meditatif
(konatif dan kognitif).
Ø Ketiga daya seimbang
Tipe
seimbang, tipe amorph, dan tipe aphatis.
Ø Ketiga daya ada dan
berfungsi tak menentu.
Tipe
tak stabil, tipe tak teguh hati, dan tipe kontradiktoris.
Ø Daya yang tidak sehat
Tipe
hypochondris, tipe melancholis, dan tipe hysteris.
- · Tipologi Malapert
Malapert
menikhtisarkan penggologan manusia berdasarkan dominasui daya tertentu.
Ø Tipe intelektual, yang
terdiri atas golongan analitis, dan reflektif.
Ø Tipe afektif, yang terdiri
atas golongan emosional dan bernafsu.
Ø Tipe volunter, yang
terdiri atas golongan tanpa kemauan dan besar kemauan.
Ø Tipe aktif, yang terdiri
atas golongan aktif dan tidak aktif.
- · Tipologi Heymans
Heymans
menggolongkan kepribadian manusia kedalam tiga macam kwalitas kejiwaan.
Ø Emosionalitas
Yaitu
mudah tidaknya manusia terpengaruh oleh kesan. Dari taraf emosionalitas,
manusia dibedakan menjadi dua, yaitu golongan emosional ( impulsif,mudah marah,
mudah tertawa, ingin berkuasa) dan golongan yang tidak emosional (berhati
dingin, berhati-hati dalam berpendapat, pandai menahan nafsu, dan memberi
kebebasan pada orang lain).
Ø Proses pengiring
Yaitu
banyak sedikitnya kesan terhadap kesadaran. Dalam tipe ini, terdapat dua
golongan, yaitu golongan pengiring kuat (tenang, suka menolong, ingatan baik)
dan golongan proses pengiringnya lemah ( tidak tenang, lekas putus asa, tidak
teliti)
Ø Aktivitas
Yaitu
banyak sedikitnya orang menyatakan diri, menjelmakan pikirannya pada tindakan.
Tipe ini memilik dua golongan, yaitu golongan aktif (suka bergerak, sibuk,
riang gembira), dan golongan tidak aktif ( lekas mengalah, lekas putus asa,
segala hal dianggap berat).
- · Tipologi Spranger
Spranger
melakukan pendekatan dengan psikologi dengan ilmu kerohanian. Spranger
membedakan macam-macam roh pada manusia. Roh pertama yaitu roh subjektiv atau
roh individual. Roh ini bertempat pada manusia masing-masing. Roh yang keduan
adalah roh objektif atau roh supra individual. Roh ini adalah roh seluruh umat
manusia, dan ini sering disebut juga dengan kebudayaan.
Spranger membedakan manusia menjadi enam tipe.
Nilai kebudayaan yang dominan
|
Tipe
|
Tingkah laku dasar
|
Ilmu pengethauan
|
Manusia teori
|
Berpikir
|
Ekonomi
|
Manusia ekonomi
|
Bekerja
|
Kesenian
|
Manusia estetis
|
Menikmati keindahan
|
Keagamaan
|
Manusia agama
|
Memuja
|
Kemasyarakatan
|
Manusia sosial
|
Berbakti/berkorban
|
Politik/ kenegaraan
|
Manusia kuasa
|
Ingin berkuasa
|
Tentu
saja dominasi kebudayaan ini sangat variatif. Saat satu kebudayaan dominan,
maka nilai yang lain hanya sebagai corak saja.
Daftar Pustaka
Allport, G.W. Personality : a psychological interpretation. New York : Henry Holt, 1937
Adleer, A. Understanding Human Nature (terj. Beran Walfe). New York : Permabook-Greenberg, 1949.
Brand, H. The Study of Personality. New York : John Wiley & Sons, 1954.
Hall, C.S. & Lindzey G. Theories of Personality New York : John Wiley & Sons, 1957.
Jacobi, J. De Psychologie van C.G. Jung (terj: M. Drukker). Amsterdam-Antwerpen : Contact, 1951.
Janse de Jonge, A.L. karakterkunde. Baarn : Bosch & keuning, 1949.
Roback, A.A. The Psychology of Character. London : Routledge & kegan Paul, 1952.
Rumke, H.C. Inleiding tot de Karakterkunde Haarlem : De Erven F. Bohn, 1951.
sheldon, W.H. The varieties of Human phsyque : an introduction to Constitutional Psychology. New York : Harper, 1942.
Spranger, E. Lebensformen. Leipzing :1925.
Daftar Pustaka
Allport, G.W. Personality : a psychological interpretation. New York : Henry Holt, 1937
Adleer, A. Understanding Human Nature (terj. Beran Walfe). New York : Permabook-Greenberg, 1949.
Brand, H. The Study of Personality. New York : John Wiley & Sons, 1954.
Hall, C.S. & Lindzey G. Theories of Personality New York : John Wiley & Sons, 1957.
Jacobi, J. De Psychologie van C.G. Jung (terj: M. Drukker). Amsterdam-Antwerpen : Contact, 1951.
Janse de Jonge, A.L. karakterkunde. Baarn : Bosch & keuning, 1949.
Roback, A.A. The Psychology of Character. London : Routledge & kegan Paul, 1952.
Rumke, H.C. Inleiding tot de Karakterkunde Haarlem : De Erven F. Bohn, 1951.
sheldon, W.H. The varieties of Human phsyque : an introduction to Constitutional Psychology. New York : Harper, 1942.
Spranger, E. Lebensformen. Leipzing :1925.
0 komentar:
Posting Komentar