mari segera berdamai, sudah tak ada lagi yang melerai.
bagaimanapun kamu adalah aku, dan aku adalah dirimu.
kita sering bersalah sangka karena banyaknya praduga.
hai hati. kau adalah yang aku andalkan memilih pagutan paling tepat. tapi kenapa kau malah bergelok mencari hal yang suka berkhianat.
akhirnya kau kesakitan, bukan?
kau merasa perih, aku yang merintih.
aku mau pergi sendiri jelas mustahil karena kau adalah hakim dari segala keputusan yang aku ambil.
maka, mari berdamai.
mereka bilang, ada bahagia dibalik duka. baiklah aku menunggu bahagia. tapi, mereka kini nampak bahagia? apa mereka sebenernya menutupi duka dengan pura-pura?
sudahlah. besok kita lihat saja apakah kau masih egois atau sudah siap menebar senyum manis.
hai hati, berdamailah.
رب انى ظلمت نفسى فاغفرلى ذنبى فانه لايغفرالذنوب الا انت
Rabu, 28 September 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar