Kamis, 26 Oktober 2017

Sebatas Gunjingan Pribadi



Cerita apa yang hendak kau tuliskan, MIZ? Ini sudah beberapa kali kau mencoba menulis, namun tetap saja laju ceritamu rumpang dan pincang. Seperti ada yang kurang memang, tapi apa? Latar apa pula yang hendak kau bubuhkan ke dalam ceritamu? Sungguh bila kau tidak berniat menulis dengan hati, ceritamu hanya seperti kentut; berbau dan tidak ada maknanya.
Aku pikir aku akan menulis cerita tentang sekolah. Bukan. tentang kampusku sendiri. seperti orang-orang tahu, kampusku bukanlah kampus yang besar. Yang diberkati Tuhan dengan segala kecukupan; SDM maupun SDA-nya. Namun, bukankah seorang Cina pernah berpesan dengan analoginya yang lumayan familiar beberapa dekade? Dia berpesan pada muridnya yang plonco. Kalian adalah air. dan kalian diberkati akal sebagaimana sifat air; mengikuti wadahnya. Kalian telah mendapatkan berkat itu semenjak lahir. Sebenernya tidak pernah ada kata tersesat dan gagal. Akal telah menjadi mesin paling canggih sepanjang jaman selama kita tahu bagaimana mengoperasikannya. Air yang ditaruh pada gelas blek itu tidak akan pernah memiliki wujud sendiri kecuali dipengaruhi bentuk blek. Suntak saja sampai penuh. Lantas, coba kau masukkan beberapa logam koin. Jangan hanya satu. Bayangkan saja koin itu adalah tekanan daripada lingkungan. Air yang menjadi wujud dari pada kamu sendiri akan meluap tergantung berapa banyak koin yang dimasukkan. Air itu akan muntap dan muncrat berhamburan membasahi alas. Tapi buat apa terlalu banyak basa-basi menulis tentang benda mati? kenapa bukan tentang isi kepala manusia-manusia di dalamnya?
Mungkin benar, dengan sedikit anilisis dan teori dari beberapa literatur aku bisa mengambil beberapa tokoh dari sekelilingku. Bahkan sederhananya, aku menciptakan duniaku sendiri. apakah terkesan sungguh jahat? Tidak! Aku katakan ini tidak jahat sama sekali. justru aku ingin menguak rahasia dari setiap manusia yang pernah ada. Sedikit dari mereka dengan persinggungan hidup sungguh akan menjadikan suatu cerita yang abadi. Permasalahan manusia itu hanyalah sederhana; tentang hidup. Jadi, selama aku hidup aku akan terus menulis. Menulis masalah. Dan tulisanku akan abadi seperti milik guruku. Sudah jelas dan mantap saja.

0 komentar:

Posting Komentar