Senin, 19 September 2016

Aku Mengenal Cinta Sebagai Kesendirian Dan Kau Mengucap Cinta Demi Merangkul Kebersamaan

Andai saja dulu kita tidak terjebak pada rasa yang labil. aku yakin hati kita tidak akan dingin menggigil. ingat kah dulu kita sering bercerita di malam hari? aku yang bertanya kau sedang apa dan kau menjawabnya tidak sedang apa-apa. begitu saja terus sampai waktu berlalu. anehnya, tak ada sebesit rasa bosan padaku. apa karena kau adalah seorang yang aku gugu?

tapi sudahlah, dulu jelas beda dengan sekarang. kau kini milik orang. tentu bukan aku yang sudah gugur pulang. aku tidak ingin mengajak kau mengingat lagi kebiasaan kita di saat lalu. aku hanya ingin mengulang sekali kebiasaan kita agar tidak ada rindu.

bila memang kita tidak bersama, setidaknya kau pernah menjadi orang yang paling berharga.

terimakasih para pengarang lagu galau dan rindu, berkat kalian menambah rindu menjadi sembilu.

beberapa waktu yang lalu kau adalah selingan pasangan semasa kembara hati. apa-apa yang kau ucapkan selalu bisa membuatku lepas kendali. membawaku untuk mengikuti jala ceritamu, mengikuti bagaimana kau bercerita soal hati yang dipatahkan.
seiring berjalannya waktu, kau tak lagi nampak berharga. ternyata kita benarlah berbeda. apa yang kau ceritakan tak seperti yang tengah aku rasakan.
aku mengenal cinta sebagai kesendirian, dan kau memuja cinta untuk merangkul kebersamaan.
sekali lagi terima kasih telah bercerita tentang sakit, meskipun aku adalah orang yang sulit menerka kinerja hati yang rumit.
semoga dilain waktu, kau bergantian membaca kisahku.

pada malam yang semakin berat menampung bintang, aku titip salam pada semesta.
apa dia masih bisa tegar atau semangatnya perlahan pudar?
dunia ini penuh ketidak jelasan yang membingungkan. masih banyak misteri yang mengantri untuk dikuak.
#fiktif #malam

0 komentar:

Posting Komentar